Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR.RI) telah mengesahkan Kurikulum Pendidikan Tahun 2013, Dengan alokasi dana yang sangat sebesar Rp 289.427.325.000, Anggaran ini tentu saja sudah melalui perhitungan yang matang agar bisa mencapai tujuan. Walaupun sebelumnya encanangan Program Kurikulum Pendidikan Tahun 2013-2014 ini melahirkan berbagai tanggapan negative dari berbagai elemen masyarakat yang merasa bahwa perobahan kurikulum tahun 2013 dengan anggaran yang cukup besar ini hanyalah sebuah proyek yang bukan mustahil bernuansa korupsi.karena Kurikulum yang lama jika ibarat sebuah tumbuhan dimana buahnya masih segar dan belum busuk dan belum layak untuk diganti jika hanya sekedar untuk menghamburkan uang untuk apa? Ditambah lagi degan adanya stigma hasil riset yang dikeluarkan oleh Bank Dunia (World Bank) pada tahun 2012 bahwa hasil kompetensi guru Indonesia terendah di Asia. Jika untuk ukuran dunia maka kompetensi guru Indonesia bernilai nol besar. Hasil riset yang dikeluarkan oleh Bank Dunia tersebut wajar membuat kita prihatin. Dimana Negara telah mengalokasikan dana untuk dunia pendidikan sebesar 20% dari APBN dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), namun kompetensi Guru kita masih dibawah standar Negara Negara Asia. apa lagi kurikulum tahun 2013 ini berbasis pada pendidikan Tekhnelogi Impormasi Computer (TIK), artinya pemerintah harus menyediakan fasilitas computer pada setiap sekolah. Akan tetapi cerita seperti ini sering berakhir dengan kebohongan. Salah satu contoh untuk memenuhi buku paket saja sekolah sekolah yang berada di perkotaan dan kabupaten sering kewalahan. Untuk satu buku paket terpaksa harus dibaca lima orang siswa. Akhirnya mau tidak mau bagi sisiwa yang benar benar mau belajar terpaksalah harus memoto kofykan buku tersebut. Dan dalam hal ini jelas lagi lagi orang tua siswa diberatkan. Nah bagaimana dengan computer apakah ini nantinya akan menjadi tanggungan pihak orang tua siswa? Kalau melihat gelagatnya, tentu semua ini akan menjadi tanggungjawab para orang tua sisiwa. Sistim manajemen pendidikan dinegeri ini seperti mesin pemeras tebu, berputar pada sumbu yang sama, yang atas menekan yang bawah. Kepala Dinas ditekan oleh atasannya, mau tidak mau, kepala Dinas terpaksa menekan bawahannya yakni para guru, dan guru juga harus melakukan tekanan kepada siswanya. Mata rantai penekanan guru kepada siswanya juga akhirnya berdampak kepada penekanan orang tua siswa. Makanya setiap ada kegiatan di Dinas maupun di sekolah yang menyangkut tentang dana muara terakhirnya adalah wali murid. Nah, bagaimana dengan Program Kurikulum Pendidikan Tahun 2013-2014, yang akan dimulai pada Tahun Ajaran Baru 2013 – 2014 yakni pada 15 Juli 2013. Banyak pihak berharap agar kurikulum Pendidikan Tahun 2013 – 2014 ini yang telah di setujui oleh DPR RI tidak menjadi beban bagi Wali Murid. Nampaknya harapan itu jauh panggang dari api. Karena selama ini setiap kebijakan yang di lahirkan oleh pemerintah sering menyusahkan rakyat nya. sendiri?. Semoga saja hendaknya Program Kurikulum endidikan Tahun 2013 – 2014 ini, tidak membebani orang tua murid. Selamat Datang Kurikulum Pendidikan Tahun 2013
Read More......Jumat, 07 Juni 2013
Senin, 14 Maret 2011
TANGIS UNTUK ADIKKU
Teman temanku semua ......
Berikut ini ada sebuah kisah penuh hikmah tentang ARTI SEBUAH PENGORBANAN, dan keyakinan kepada kita bahwa KEBAIKAN AKAN DIBALAS DENGAN KEBAIKAN...(maaf pelaku aslinya tidak mau disebutkan namanya}
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari , orangtuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Yang mencintaiku lebih dari aku mencintainya.
Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatan membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.
“Siapa yang mencuri uang ayah?”Beliau bertanya. Aku terpaku terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapapun mengaku. Beliau mengatakan lagi “ Baiklah kalau begitu kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adiku mencengkeram tangannya dan berkata, Ayah, aku yang melakukannya!”
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudah itu beliau duduk di ranjang dan memarahi kami.”Kamu sudah belajar mencuri dari rumah, hal memalukan apalagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang ? kamu layak dipukul, kamu pencuri tidak tahu malu.”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kamu, tubuhnya luka, tetapi ia tidak menitikan airmata setetespun. Dipertengahan malam itu, saya tiba-tiba menangis meraung-raung.. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, ”Kak, jangan menangis lagi sekarang, semuanya sudah terjadi.”
Aku masih terus membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan baru seperti kemarin. Aku tidak pernah lupa tampang adikku ketika melindungiku. Waktu itu, adiku berusia 8 tahun. Aku berusia 11 tahun.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengar dia berkata lirih ” Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik”. Ibu mengusap airmatanya yang mengalier dan menghela nafas ” Apa gunanya?bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”
Saat itu juga adikku berjalan ke hadapan ayah dan berkata, ”Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, aku telah cukup membaca banyak buku”
Ayah marah besar dan berkata : ” mengapa kamu mempunyai jiwa yang begitu lemah!!!Bahkan kalau aku harus mengemis di jalanan akan aku lakukan, kamu berdua harus sekolah sampai selesai.”
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit makanan. Dia menyelinap di samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:”Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimmu uang.”
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu adiku berusia 17 tahun dan aku 20 tahun.
Dengan uang yang ayahku pinjam dan uang dari adiku hasilkan dari mengangkut semen pada lokasi konstruksi, akhirnya aku sampai akhir tahun ketiga kuliah.
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk memberitahukan,” Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya,”Mengapa kamu tidak bilang pada temanku kamu adalah adikku?”
Dia tersenyum dan menjawab”Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu?Apa mereka tidak akan mentertawakanmu?”
Aku merasa terenyuh dan airmata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari badan adiku dan sambil tersekat aku berkata”Aku tidak peduli omongan siapapun!Kamu adalah adikku apapun juga Kamu adalah adikku bagaimanapun penampilanmu...”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku dan terus menjelaskan, ”Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kakak harus memilikinya...”
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Menariknya ke dalam pelukanku dan menangis....Tahun itu ia berusia 20 aku 23
Pertama kali aku membawa teman-teman kuliahku ke rumahku, kaca jendela yang pecah telah diganti dan semuanya kelihatan bersih..Setelah teman-temanku pulang..aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.”Bu, ibu tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan rumah kita...Tetapi katanya sambil tersenyum”Itu adalah pekerjaan adikmu..dia pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkkah kamu melihat luka ditangannya.?ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus , seratus jarum terasa menusuk hatiku.Aku mengoleskan sedikit salep pada lukanya dan membalut lukanya..”Apakah sakit?..
”Tidak kok Kak...Aku biasa biasa kena batu-batu kak..”Ditengah kalimatnya aku membalikan punggungku karena air mata mulai menggenang dimataku....Tahun itu adikku 23 tahun dan aku berusia 26 tahun.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Aku berkali-kali mengundang orangtuaku datang dan tinggal dirumahku..tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka sudah merasa dibesarkan didusun dan tidak tahu harus berbuat apa kalau seandainya keluar dari dusun. Adikku juga mengatakan ”Kak jagalah mertuamu saja, saya yang akan menjaga ibu dan ayah disini..”
Suamiku menjadi direktur pabrik..Kami menginginkan adiku kerja di pabrik, akan tetapi adiku tak pernah mau...dia pingin tetap menjaga ayah ibu.
Suatu hari adiku jatuh dari sebuah tangga untuk memperbaiki kabel, ketika dia terkena sengatan listrik dan dia masuk ke rumah sakit...Aku dan suamiku menjenguknya..dan melihat gips putih dikakinya..Aku berkata ”Mengapa kamu menolak kerja menjadi manajer pabrik di tempat kakakmu...Coba kalau kau terima, tentu kamu tidak akan mengalami seperti ini..”
Dengan tanpang serius dia menjawab”Kak, pikirkan nama baik kakak ipar kak. Ia baru saja menjadi Direktur, sedangkan saya tidak berpendidikan..nanti apa kata orang kalau saya menjadi manajer? Kasihan kakak ipar..
Mata suamiku dipenuhi airmata, dan kemudian aku berkata ” Tapi kamu kurang berpendidikan itu juga karena aku, kakakmu...
Mengapa kakak membicarakan masa lalu?” adikku menggenggam tanganku. Tahun itu ia berusia 26 tahun dan aku 29 tahun
Adikku kemudian menikahi seorang gadis pada usia 30 tahun. Dalam acara itu pembawa acara perayaan bertanya kepadanya,”Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” tanpa berpikir panjang adikku menjawab”Kakakku.’
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat lagi.
” Ketika kami sekolah SD. Saya dan kakakku sekolah SD di tempat yang cukup jauh dari tempat tinggal kami..di sebuah dusun yang berbeda..Setiap hari aku dan kakakku berjalan selama kurang lebih dua jam untuk pergi dan pulang ke sekolah..Suatu hari aku kehilangan satu sarung tanganku...Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai sebuah sarung tangan di tangannya..padahal kami berjalan sangat jauh dan cuaca sedang musim sangat dingin...Ketika kami tiba dirumah, tangan kakakku begitu gemetaran..sehingga ketika makan dia tidak bisa memegang sendoknya.......Sejak hari itu aku bersumpah..selama saya masih hidup aku akan menjaga kakakku dan...aku akan selalu baik kepadanya..
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku
Kemudian kata-kata begitu susah keluar dari bibirku”Dalam hidupku..orang yang paling berjasa padaku adalah adikku..orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku...
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia itu..di depan kerumunan perayaan itu..air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai....
Semoga kisah tersebut memberikan pelajaran kepada kita semua. Amin
Selasa, 01 Maret 2011
FONEMENA UNAS
UJIAN nasional (unas) untuk siswa SMA, MA, dan SMK sebentar lagi dimulai. Kita berharap unas tahun ini benar-benar lebih baik daripada unas-unas sebelumnya.
Sebab, sebagaimana diketahui, setelah melewati proses yang berliku-liku, akhirnya Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) memutuskan tetap melaksanakan unas sembari bertekad melakukan sejumlah perbaikan.
Bukan itu saja. Pakta kejujuran unas juga diteken. Dengan pakta tersebut, semua yang terlibat dalam pelaksanaan unas diharapkan bisa menjunjung tinggi kejujuran tidak seperti tahun tahun sebelumnya Sekolah-sekolah yang mempersiapkan anak didiknya dengan ketat sekaligus menghim-bau mereka untuk saling bekerja sama dan saling membantu dalam UNAS. Guru-guru mempersiapkan murid-murid ungulan untuk membantu teman-teman mereka kala UNAS. Joki-joki yang haus akan uang bergerilya dengan iming-iming kunci jawaban! .Isu tidak sedap seperti adanya ''tim siluman'' di beberapasekolah, yang akan membantu siswa mengerjakan soal serta diharapkan tidak terjadi.
Sungguh, kejujuran benar-benar kita harapkan terjadi pada pelaksanaan unas. Kita memahami, seiring dengan pelaksanaan unas tersebut, ada sejumlah kepentingan yang menyertai. Baik kepentingan para guru, kepala sekolah, kepala dinas pendidikan, kepala wilayah, hingga pejabat politik seperti bupati, wali kota, maupun gubernur. Hanya, sangat naif kalau hanya demi kepentingan itu kejujuran dipertaruhkan.
Unas memang merupakan gawe besar yang harus didukung semua pihakHanya, dukungan itu harus diberikan secara benar dan tepat.
Read More......