“pelita dalam kegelapan, laksana embun penyejuk dalam kehausan, patriot pahlawan bangsa Tanpa tanda jasa” itulah salah satu bait sair lagu Himne Guru. Masih sesuaikah kini setelah setelah cairnya tunjangan profesi untuk guru?
Demi untuk mendapatkan tunjangan profesi banyak guru menghalalakan segala cara bahkan melakukan kecuranngan. Rayon perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru melaporkan adanya kecurangan dalam penyusunan portofolio yang dilakukan oleh guru. Telah ditemukan adanya pemalsuan ijazah dan. Selain itu juga ditemukan sertifikat yang berkali-kali difotokopi untuk pergantian nama dan ditemukan juga adanya pemalsuan karya ilmiah. Apa sebetulnya yang diinginkan profesionalitas atau sekedar mengharap kesejahteraan
Tidak dapat dipungkiri guru sebagai manusia akan terbawa arus budaya yang amat pragmatis ini. Yakni penghargaan serta pengharapan yang tinggi akan materi. Jika hal itu yang terjadi, bisa dibayangkan apa yang terjadi pada pendidikan bangsa ini nantinya. Kecurangan ini sangat memprihatinkan dan memperburuk citra guru sebagai pendidik, serta menurunkan martabat guru. Apalagi guru tersebut akan dikukuhkan sebagai tenaga profesional. Sehingga jangan bertanya kapan pendidikan bangsa ini akan maju? Bisa jadi pendidikan bangsa ini akan jauh lebih parah lagi
Guru profesional dan bermartabat menjadi impian kita semua karena akan melahirkan anak bangsa yang cerdas, kritis, inovatif, demokratis, dan berakhlak. Guru profesional dan bermartabat memberikan teladan bagi terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang kuat. Sertifikasi guru mendulang harapan agar terwujudnya impian tersebut. Perwujudan impian ini tidak seperti membalik talapak tangan Kini waktunya bagi guru untuk dapat bersikap lebih arif dan bijaksana. Dengan mencoba untuk kembali mewujudkan dan meningkatkan profesionalitas yang tinggi sebagai seorang guru sejati.
2 komentar:
kalau team sepak bola cari pelatih yang bersertifikasi, suatu saat pasti sekolah juga cari guru yang udah tersertifikasi. So klu ga ngejar sertifikasi ntar ga laku lagi
keliatannya guru-guru yang menghalalkan segala cara itu lupa kalo guru kencing berdiri, murid-murid pada ngintipin
Posting Komentar